Sabtu, 27 Agustus 2011

eksploitasi anak?

apa yang kamu pikirkan tentang kata-kata ini?
kalo aku...serem, miris dan membingungkan...

kenapa saya tiba-tiba kepikiran kata-kata ini? yak karena 2 hari lalu saya baru menemui dan mgkn scara tdk langsung berinteraksi dengan anak-anak ini.  saya ga akan bercerita ttg alasan, latar belakang, dan blabla kenapa eksploitasi bisa terjadi, karena akan sangat panjang dan mbulet buat saya, karena pada akhirnya ujung-ujungnya juga bawa2 pemerintah dan politik (saya agak nda nyaman membahas ttg per-politik-an dalam bentuk apapun hehehe), yang jelas alasan utama (dan sudah banyak diketahui banyak orang) pasti terkait permasalahan ekonomi. saya cuma kepikiran satu kata kalau someday melihat anak-anak seperti ini lagi, "HOW?"

awal mulanya, 2 hari yang lalu ketika saya pulang dari kampus, saya bertemu dengan segerombolan anak-anak yang berjualan koran. sebenrnya bukan pertama kalinya saya bertemu dengan mereka, sudah sekitar 3 kali lebih lah..sepertinya memang kampus ini tempat 'mangkal' mereka buat berjualan koran.

awalnya saya senang bisa sering ketemu mereka apalagi di bulan Ramdhan kayak gini, saya jadi bisa 'berbagi' dengan mereka. kebetulan mereka sering terlihat istirahat duduk-duduk di depan ATM BNI, ntahlah apa maksud mereka bertedug disitu, apa beranggapan sama kayak orang-orang yang minta "uang amal", beranggapan kalo orang yang keluar dari ATM, berarti masi punya uang. oyah, saya sebenernya memang lebih bersimpati sama orang maupun anak kecil yang g cuma mengemis, saya akan lebih menghargai anak kecil maupun orang dewasa yang masih berusaha buat mendapatkan uang, entah itu berjualan koran, jualan kemucing, krupuk dll dsb dst. jadi saya melihat anak-anak kecil ini masih berusaha berjualan koran, yaa apa salahnya kalau kita yang masih mampu berbagi, apalagi bulan Ramadhan yathoo hhe.. tetapi pun kadang saya berpikir dan meragukan orang-orang ini, tpi di bulan Ramdhan ini yasudah lah yah, yang penting niat kita, mencari Ridha Allah SWT apapun kondisi orang yang kita beri (ntah dia mau nipu atau sgala macem)..bener ga si? hhehe..

First Day
pertama kali saya melihat mereka, (mereka ada ber6, mulai dr kira2 umur SMP sampai yang masih umur 5 tahunan). saya kebetulan memang butuh buat ke ATM buat ngecek saldo uang saku bulan an saya di akhir bulan ini yang semakin menipis huhu..yak saya pun memberanikan diri untuk mencoba berinterkasi dengan mereka. saya mencoba buat santai dan bercanda saja dengan ikut bahasa mereka juga (bahasa jawa suroboyo yang mmg rada kasar, kagok loh sayaaa...secara pada dasarnya saya ini ndak suka sama bahasa sby yg kasar), tapi saya rasa rapport (pendekatan) kayak gini lebih efektif deh. yaa sekedar basa basi awal lah nanya ke mereka, asal mereka, tempat tinggal mereka, rumah mereka, kegiatan mereka, yang berbau biodata gitu lah hhe..yaa mereka bilang kalo mereka tinggal bersama nenek mereka, ortu mereka di madura bekerja sebagai tani blabla..mereka memintaku untuk membeli korannya. akhirnya saya membelinya. dari sini saya kepikiran pengen suatu saat mengajak mereka buat makan buka bersama. akhirnya saya menyudahi dan berharap semoga saya dipertemukan lagi dengan anak-anak ini.

Second Day
Yak, beberapa hari setelah 'ngobrol' kemarin, ternyata Allah mempertemukan saya lagi. sebenernya sih beberapa kali ke kampus sebelum hari ini, saya ketemu mereka juga tetapi mereka sedang berjualan dan terpisah satu sama lain. dan saya ketemu mereka lagi di depan ATM, aahh ntahlah kenapa mereka suka sekali nongkrong di sini (akal mereka pintar yah sbnernya hehe). yak saya berpura-pura buat ke ATM, karena memang awalnya saya berniat buat mengajak mereka makan buka bersama, terserah mereka boleh makan apa saja yang mereka mau. seperti biasa, saya mulai nyoba ngobrol dan bertanya dan bcanda.

sampai akhirnya ada perkataan dr salah satu anak yang mulai menghilangkan respek saya ke mereka, " minta uangnya poo mbak, buat beli baju lebaran".. oke mungkin diliat dari sisi positifnya adalah ya udah lah yah mereka ni anak2 kecil yang ga bisa menikmati gimana sih punya baju baru pas lebaran. tetapi yang sy prihatinkan adalah kenapa harus meminta dgn jelas dan gamblang? lagian mereka ini ga sekolah, apa mereka ini ga pernah yah kepikiran pengen beli buku bacaan mbak dll dsb dst, yang jadi pertanyaan di kepala saya adalah mereka ini sudah memang ga mau sekolah karena malas atau memang karena biaya? tapi saya yakin, semuanya pasti menjadikan biaya sebagai faktor utama mrk g lanjut sekolah. ah yasudahlah saya masih bisa berpikir bagusnya,

dan suatu waktu beberapa menit kemudian ada bapak-bapak yang asumsi saya, bapak ini adalah dosen. dia mau ke ATM, setelah keluar dari ATM saya sangat sangat terkejut dan shock mendengar pernyataan bapak ini. beliau mengatakan bahwa anak-anak ini adalah korban eksploitasi orangtuanya. bapak ini tahu dan pernah meilhat bahwa orang tua mereka sedang mengawasi mereka sambil duduk-duduk dam berteduh sembari memegang 2 hape di kanan dan kiri tangannya. orangtuanya tahu kalo anak-anaknya jualan, mahasiswa kasian dan akan memberi mereka uang yang lebih (karena mereka anak kecil). JEDARRR!! tetapi saya merespon pernyataan bapak tadi dengan senyum dan tertawa kecil sambil melihat ke anak-anak ini. bapak ini bercerita dengan sangat tegas, lugas dan mantap dengan nada yang sbenernya dia miris melihat anak-anak ini.

yak mulai muncul konflik dalam diri saya. antara gimana niat awal saya yang 'biarkan lah, hanya buat mencari ridha Allah' dengan 'saya akan merasa bersalah dan berdosa kalau memang bener ini adanya dan saya hanya diam saja atau tidak bersikap'... ntahlah berdosa ga saya ini muncul konflik kayak gini..serius yaahh saya bingung mau bersikap gimana menghadapi anak-anak ini,
banyak pertanyaan di kepala saya akhirnya, "apa alasan anak2 ini sebenarnya menjual koran", "apa bener itu orangtuanya". salah satu dari anak itu mendadak mengkonfirmasikan kepada saya setelah bapak2 itu pergi dengan nada seperti takut ketahuan sebenarnya. dia bilang kalo "ah bapak iku salah ndelok paling mbak, iku paling juraganku. ibuku loh nang meduro". saya masih sibuk dengan pikiran-pikiran saya. tapi saya tetap bercanda dengan mereka dengan (mgkn) tampang bingung mesti gimana..huhu..akhirnya saya membeli korannya dan memberi mereka uang lebih..

YAAKK!! i did it! ya Allah..knapa saya ini? saya tau itu akan menjadi sebuah peng kondisian buat mereka. bukan, saya bukan menyesal karena telah memberi uang kepada mereka. saya menyesal dan kepikiran efek dr pemberian saya itu. saya berjalan pelan-pelan menjauh dari mereka sambil masih berpikir perkataan bapak tadi, dan baru terpikirkan oleh saya, "kenapa dengan mudah sy memberi uang yah? harusnya
 mungkin yang saya lakukan adalah, meng-encourage mereka ttg prkataan bapak tadi kalo bisa minta ketemu langsung sama yang mereka bilang "juragan" tersebut." oohh bener yaahh saya mesti mulai meng internalisasi lagi teori2 dasar psikologi. sebenernya yg terjadi sama mereka , terutama anak kecil (jika ini mmg benar mereka 'korban' eksploitasi ortu mereka), ini hanya sebuah teori conditioning,, yang mana memang anak kecil memang lebih tetrlihat cocok dianalisa make teori behavioral (perilaku yang tampak) drpd pendekatan yg lainnya, rewards and punishment, reinforcement, bandura dll dsb dst. aarrghh ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan buat menerapkan ilmu psikologi dalam kehidupan sehari-hari kita.

oyah ngomong2 soal eksploitasi anak, kadang saya juga berpikir, ini mmg 'akibat suruhan atau paksaan' orang tuanya atau memang sudah menjadi mental anak-anak itu sendiri (karena mgkn cari cara instan yang simple melihat lingkungan sekitarnya yg mungkin juga sesama pengemis atau apapun). yak, apapun itu tetap akarnya adalah keluarga. mereka ini sebenernya cerdik loh, saya baru ingat, cara anak jaman sekarang 'meminta' uang pun ga cuma "berpura2" berjualan koran, tetapi ada juga yang mengatasnamakan niatnya pgn sekolah dan menulisnya dalam amplop dan dibagi2kan ke orang2 sekitar. sungguh dilematis, saya tidak tahu alasan apa sebenrnya mereka melakukan itu (mmg pasti karena ekonomi tapi alasan mendasar dr mereka yg ingin saya tahu)..apakah benar2 mencari uang untuk kebutuhan pokok mereka seperti sekolah, makan dll atau karna mereka ingin mendapat uang saja tanpa sekolah dan menggunakannya untuk kepentingan sendiri dan bersenang-senang sendiri, misal main PS di rental. nah lohhhh...!

dan inilah kadang saya mungkin harus lebih sadar diri lagi dan harus lebih mengendalikan diri lagi, ttg 'kelemahan' saya satu ini : toleransi yang terlalu tinggi dan sangat tidak tegaan. kadang saya berpikir sifat saya satu ini tidak selamanya membawa dampak baik di kehidupan saya dan dampak ke orang lain. contohnya ya kejadian ini.  saya masih berjalan menuju kos sambil berpikir,

"apa yang harus kita lakuin sama anak-anak korban eksploitasi orangtuanya yah?"

saya sangat yakin ini bukan salah anak-anak itu.

apa yang bisa saya lakukan untuk lebih bsia memaksimalkan perkembangan psikologis anak-ank itu Tuhan? 
apa yang bisa saya lakukan untuk menyadarkan orang tua mereka?

sampai menulis blog inipun saya masih merasa bersalah dan kepikiran karena saya belum bisa berbuat apa-apa. jujur kadang saya malas buat terlalu membahas dan terlalu ribet menyalahkan pemerintah dan sejenisnya yang mgkn mmg jadi penyebab kenapa fenomena ini bsa terjadi. kenapa? karena terlalu sibuk menyalahkan pemerintah sama aja kayak kita menyalahkan sesuatu yg hampa dan ga akan ada jalan keluarnya, karena saya berpikir politik dan teman2nya adalah omong kosong. drpd sibuk mengomentari dan menyalahkan pemerintah, kenapa ga dari diri kita masing-masing buat mulai 'berbuat' dan menolong mereka. kita bisa kok! Saya pun yakin saya akan bisa menemukan caranya, insyaAllah. Doakan saya yah teman hahaha...bismillah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar