Selasa, 18 Oktober 2011

the end of my high anxiety in my life

sudah lama ndak nulis-nulis, padahal pengen banget nulis-nulis di blog ini di hari saya telah diwisuda, hhe..tapi apa daya berhubung banyak sekali yg saya kerjakan minggu itu, mulai dari latian, show dan jaga pameran.  it was a great moment!! =D

ehmm bagaimana perasaan saya setelah resmi lulus dari kampus tercinta?yaaa alhamdulillah yaah se su wa tu banget! hahaha...setelah sekian lama (lebih tepatnya 6 tahun kuliah), akhirnya saya lulus jugaaaa...jujur saya bangga dengan diri saya (boleh dong yah bangga dikit haha) karena telah berhasil melewati masa yang slama ini saya anggap sebagai masa kritis yang bener-bener jadi puncak anxietyku...daaann, alhamdulillah semuanya berjalan sangat memusakan termasuk dengan nilai skripsi ditambah dengan tnyata ada pujian dari penguji saya (bu neni, bu fitri), IP saya yg memuaskan (padahal sedikit lagi cumlaude hiks *rodo sombong*hahaha). tapii ntahlah yah, kalo dibilang seneng banget ya ngga juga, apa karena g ada temen gank yg menemani yah huhu, dan jujur saya lebih langsung memikirkan : " what' next?" "what's my plan?" ... cuma itu yg saya pikirkan.. banyak sekali planning-planning yang ada di otak saya, bingung mau kemana dl hehe..

setelah lulus, saya mencoba untuk ikut beberapa kali jobfair. tapi entahlah saya kok ndak begitu bersemangat setiap mendatangi jobfair. kenapaaa dengan saya iniiii?? mungkin karena saya tahu kalo kebanyakan jobfair itu perusahaan-perusahaan swasta trutama bank. bukan saya tidak mau kerja di kanotr swasta tetapi saya tahu klo di jobfair itu hampir tidak pernah menawarkan pekerjaan yang saya minati, yaitu bidang anak-anak. saya memutuskan untuk datang dan ikut karena iseng dan berpikir bahwa saya tidak mau menutup rejeki saya. apa salahnya dicoba ya kan?

Minggu, 11 September 2011

hurt

saya ini tipe perempuan yang punya moodswing yang mendadak senang dan mendadak mellow..
saya pun sedang berusaha mengatasi bagaimana mengendalikannya..
apa yang saya rasakan sekarang?
sangat mellow...........

saya berpikir, ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa kita jelaskan dengan akal dan logika, termasuk cinta.
jangan tanya saya, apa sih cinta itu..karena saya memang tidak pernah bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata eksplisit yang jelas. saya cuma bisa merasakannya. yang saya tahu cinta itu adalah ke-rela-an. kerelaan seseorang untuk berkorban, kerelaan seseorang untuk menjalani hidup dgn pasangan dengan KOMITMEN, kerelaan seseorang untuk bisa membuat bahagia pasangannya, kerelaan seseorang untuk mau jalan bersama-sama, bahkan kerelaan kita untuk bisa merelakannya bahagia tanpa kita, serta kerelaan kita untuk melepasnya tanpa adanya sakit hati. jujur, masih susah buat saya untuk bisa merasakan yang terakhir saya sebutkan.

tanpa sakit hati...
kenapa sakit hati bisa terjadi? apakah sakit hati terjadi karena perasaan kita sendiri?karena harapan kita sendiri?
tapi bukankah manusia memang hidup dengan harapan? jadi apakah salah jika kita berharap?
saya belum bisa menemukan makna dari kata-kata, lakukan sesuatu dengan ikhlas tanpa berharap apapun dari pasangan ketika kita sedang menjalani sebuah relationship.

dan jawaban akan selalu sama :
WAKTU...

dan saya memang sedang menikmati sakit hati ini sambil menunggu waktu yang sedang menyadarkanku untuk benar-benar bisa merelakannya dengan senyuman.

Minggu, 04 September 2011

dilema untuk anak-anak yang ada di 'jalan' sekarang

Yak,terkait dengan pendapat saya ttg eksploitasi anak..saya hari ini kebetulan menonton acara "John Pantau" yang siarannya ttg anak-anak gitu deh. John ini seperti jadi lebih memantapkan kebenaran saya (nah bener tooo selama ini dilema saya hhe) ttg anak-anak kecil yang skrg banyak kita jumpai (terutama di kota besar) yang terlihat sudah mulai menikmati bekerja entah itu mereka berjualan koran atau apapun, jadi kernet bis, bahkan jadi pengamen yang nampaknya sudah sangat niat (ngamen dgn menggunakan alat musik sungguhan dan lumayan lengkap, misal : cello, ketipung) bahkan yang terparah pun jadi pengemis yang malah keliatan ndak ada usahanya, dll. Menurut saya, menjadi pengemis itu juga sudah merupakan sebuah pekerjaan (bagi mereka) karena mereka mendapatkan uang secara tetap tiap harinya. Dari sekian anak kecil yang 'kena' John kebanyakan dari mereka memilih untuk bekerja dan tidak sekolah karena beberapa alasan salah satunya
MALAS SEKOLAH dan LEBIH ENAK DAPAT UANG ...

jadi bukan benar-benar karena biaya atau tidak mampu sekolah (faktor eksternal), tetapi karena faktor dari dalam diri mereka sendiri yaitu salah satunya faktor motivasi dalam diri mereka yang sangat minim. Dari wawancara singkat John ini, alasan mereka bekerja adalah karena mereka menganggap enak dan mudah melakukan pekerjaan yang tidak menggunakan keahlian khusus dan mudah mendapatkan uangnya a.k.a jalur cepat a.k.a instant mendapatkannya.

lepas dari acara John Pantau, menurut saya ada juga beberapa anak kecil yang bekerja (melakukan pekerjaan) hanyalah untuk sebagai kedok, mereka mungkin mengetahui bahwa orang dewasa akan kasihan dengan anak-anak yang bekerja dan akan memberikan uang lebih untuk 'sangu'. memang si orang kan akan berpikir, yang penting kan sudah usaha, ga cuma ngemis. tetapi..tetep ajaa, pada dasarnya mereka itu mengemis tetapi lebih 'halus' dan implisit. seperti misal : penjual koran. mereka memnag bekerja dan menjajakan korannya tetapi sebenernya di balik semua itu mereka "sangat berharap" tidak cuma dapat uang dari jualan koran saja. yaa inilah akhirnya yang membuat mereka jadi malas. seperti yang saya ceritakan di tulisan saya ttg eksploitasi anak, ada anak kecil berjualan koran yang dgn terang-terangan minta uang lebih buat beli celana. nah kan....
menurut saya, kembali lagi akar dari semua ini tetap keluarga atau orang tua yang ikut andil. entah itu orang tua yang memang permisif (ga peduli) atau malah ortu mereka yang mempekerjakan mereka (berarti ada usaha meng eksploitasi anaknya sendiri).

saya jadi berpikir, apa mungkin yah mereka melakukan semua ini karena mereka memiliki turunan mindset dari orangtua mereka bahwa kondisi mereka ya gitu gitu aja. jadi buat apa sekolah, enakan juga kerja dapet duwit dan bisa menggunakan uang tersebut semau mereka.

hemm dan akhirnya memang benar kan di jaman sekarang ini apalagi di kota besar, kita mgkn sebagai orang yang berkecukupan jadi dilematis bersikap terhadap mereka (baik anak yg bekerja maupun pengemis). saya sering mengalaminya, mungkin banyak dari kita (kalo kita sadar)mengalaminya, bingung harus gimana ke mereka. dikasih itu kok nyatanya banyak anak sekarang yang mmg malas sekolah, tetapi ga dikasih kasihan. karena kita nggak tau kan anak ini butuh uangnya untuk apa sebenernya dan apakah anak ini hasil eksploitasi anak atau bukan. memang sih banyak yang bilang, yang penting niatnya, ttapi kadang pun jika kita lihat sendiri dgn mata kita sendiri alasan mereka untuk mendapatkan uang, banyak kemungkinan 'niat' kita pun akhirnya jadi diragukan oleh kita sendiri. dan pastinya jika kita sadar dan peduli, kita pasti merasa miris dan merasa bersalah (bahasa jawanya : getun) karena memberikan mereka uang, bukan uangnya tetapi akibatnya di mereka. saya pernah mengalami, memberikan anak-anak kecil itu uang ketika di parkiran mall di sby, dan sepulang jalan-jalan dari Mall yang saya dapatkan adalah ternyata mereka bermain PS dan mungkin uang yang dikumpulkannya dari orang-orang tersebut yang dipakai untuk membayar rental PS tersebut. nah kaann...

memberikan uang (secara cuma-cuma utamanya) kepada mereka membuat mereka belajar bahwa mrk tidak memerlukan usaha yang berlebih untuk mendapatkan uang (ada pengkondisian). kalaupun kita ingin berbagi rejeki, gak hanya uang kok yang bisa kita berikan. kita bisa aja memberikan mereka makanan atau jajanan atau apapun selain uang. kadang yaa gregetan yah ngeliat kelakuan mereka, dan kadang akhirnya berpikir "mending uangnya dikasi ke panti asuhan yang memang jelas dimanage dan digunakan untuk kebutuhan mereka". sebenrnya saya tidak menggenaralisasikan ke semua anak, tetapi mungkin kita bisa lebih selektif. gimana caranya?emm mungkin bisa dengan mencoba untuk sedikit berinteraksi ke  mereka misalnya,kalo kadang menemui mereka, lumayan lah sambil nunggu detik-an lampu merah yang skrg di kota besar jumlah detik-annya bisa sampe ratusan haha..


saya memang tipe orang yang sangat "dramatis" hahah, yaah punya toleransi dan tingkat kasihan yang berlebihan. dimana-mana yang namanya berlebihan memang ga baek yah hhe..dan pada akhirnya saya pun ingin merubah mindset saya dan untuk mengendalikan rasa kasihan saya yang berlebihan terutama menghadapi anak-anak ini, yaitu:
gimana cara membuat mereka menjadi lebih termotivasi untuk sekolah lagi dan akhirnya mereka tidak bergantung pada rasa belas kasihan orang, mengingat mereka masih usia-usia produktif untuk sekolah. ingat yang melakukan ini adalah anak-anak kecil yang MASIH sangat produktif dan punya tugas perkembangan yang masih panjang dan jalan yang panjang ke depannya.
serius, saya jadi ingin meneliti anak-anak jalanan ini baik yang kerja maupun tidak, tetapi lebih penasaran dengan yang bekerja. alasan mereka, cara pandang ttg hidup, dan banyak lagi. syukur syukur kalo saya bisa mengintervensinya..insyaAllah..hehehe amiinn...
ayok yuk, yang baca ini mulai juga memikirkan gimana harus bersikap dengan mereka anak-anak kecil ini..hhehe, ada ide? kondisi mereka juga bergantung ma sikap kita ke mereka loh =)
(beda hal jika yang bekerja itu orang dewasa atau beda pula jika kita melihatnya di daerah-daerah pedalaman yah, saya hanya membicarakan keadaan 'golongan' mereka yang ada di kota besar) tapi kadang orang dewasa juga ga bisa dibenarkan sih, misal ada ibu-ibu masih sangat sehat mengemis. nah, jaman sekarang pembantu loh susah dicari, kenapa mereka g mencoba bekerja kayak gitu aja. pasti mereka juga ingin cara instan dan tidak capek..hhehe

Sabtu, 03 September 2011

perjalanan cita-cita saya

Saya masih inget waktu kecil dulu kalo ada pertanyaan tentang cita-cita saya, jawaban saya adalah.............

"aku pengen jadi peragawati atau penyanyi".

hahahahah...astagfirullah, masa kecil yang polos nan endel nian trnyata..x_X ..saya masih ingat loh, album kenangan SD saya tercantum cita-cita saya itu dan dengan foto yang posenya gaya potomodel jambi (jaman biyen) banget hahahah serius nggak banget kadang ngeliatnya..
dan seiring bertambahnya umur saya, saya pun mengubah cita-cita saya, yaitu jadi...

Pramugari!

haha, ga jauh-jauh juga bukan dari 'wanita' yang kesan karakternya centil dan doyan dandan..entah alasan apa yang membuat saya berpikiran ingin sekali jadi peragawati, penyanyi, ataupun pramugari. namanya anak kecil, mungkin saya modelling dari sekitar saya, tapi siapa yaah..hahhaha, mungkin dari keluarga ibu saya yang memang banyak yg suka dandan dan kebetulan atau gimana memang darah seninya mengalir sangat deras, mengingat bude yang sinden, tante-tante yang kebanyakan penyanyi, sepupu-sepupu yang lebih tua jauh dari saya penyanyi dan pianis pula. kalau pramugari saya ingat, itu saran dari tante-tante saya dan bisa meyakinkan saya dengan melihat penampilan saya yang menurut mereka pas (saya ingat dl saya mulai kelas 6 SD sdh terlihat paling tinggi di antara sebaya, atau mgkn juga terlihat lebih tinggi dari standar norma usia saya jaman mereka dl kali yah haha)..

dan semakin bertambah umur pula, berubah lagi apa yang saya cita-citakan, ketika saya SMP hingga SMA, saya terpikir ingin jadi seperti mama. mama adalah pegawai BUMN yang ketika itu berposisi sebagai sekertaris dirut. saya ingin jadi seperti beliau karena enak, hahaha.. selain itu sebenernya sih saya ini termasuk perempuan dgn ego yg sgt tinggi skali waktu remaja, kerjaan seperti mama terlihat eksklusif sekali. dan kerjaan mama waktu itu terlihat  menyenangkan, bisa bertemu dengan artis+orang-orang penting dari yg lokal hingga pejabat di Indonesia, kebetulan kantornya juga sering mengadakan acara-acara meriah waktu itu.. maklumlah remaja, masih operasional konkrit pikirannya yah hhe, dan masi ngeliat sisi menyenangkan saja hehehhe..

Dan seiring jalannya waktu pula, terutama semenjak kuliah..saya mulai menemukan passion saya dan menemukan dunia baru yaitu dunia anak-anak. awalnya saya hanya ingin mendaftar biasa di PAUD Anak Ceria, hanya ingin agar saya ini terlihat agak aktif di kampus dengan mencoba ikut salah satu magang di kampus haha, tpi memang kliatannya saya liat sepertinya menyenangkan bermain-main sama anak kecil. akhirnya 2 tahun saya belajar menjadi seorang GURU (setaun menjadi guru playgroup dan setaun lagi menjadi guru TK)... bertolak belakang sekali karakter profesi dari masa kecil saya dl yah hehehe...nggak pernah terpikirkan sama sekali di otak saya dari kecil sampe umuur remaja buat menjadi seorang guru. malahan saya pernah merasa 'ogah' jadi guru karena nampaknya biasa saja dan tidak ada yang istimewa (nda eksklusif). ternyata engingeng...hehehe  senjata makan tuan, saya termakan omongan sendiri. saya sangat sangat salah menduga sekali. benar-benar ga menyangka akan mengalami menjadi guru. dan ternyata saya sangaaatt menikamtinya, banget..

yah kok miring hhehe

dan di luar dugaan saya..
menjadi seorang guru merupakan suatu  hal yang sangat membanggakan dan mengharukan kalo kita menikmatinya. apalagi kalau pas farewell sekolah sama murid-murid yang akan pindah sekolah. ketika mereka menyanyikan lagu buat kita, serius...merinding dan nangis saya.. entah kenapa tapi saya sangaaatt merasa bangga dan terharu. ternyata guru memang benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa, kita bakal dan merasa harus mendidik mereka seoptimal mungkin kalo nda, akan merasa bersalah buat saya apalagi mereka masih TK, karena perkembangan anak usia2 ini sangat mempengaruhi perkembangan usia selanjutnya. kita selalu ingin anak didik kita berkembang dengan optimal dan menjadi sukses dewasa nanti. (Serius saya merasakannya). melihat tertawanya mereka berasa seperti lupa sama semua hal yang kita rasain terutama sedih. saya pun sering bertanya2 "gimana yah mereka besar nanti" dan merasa seperti ingin bertemu dengan mereka lagi suatu saat. menjadi guru seperti belajar ttg hidup dan menjadi guru ternyata lebih dari sekedar profesi dgn karakter yang "sangat eksklusif".
yaa tapi ada suka, ada duka juga lah..kadang juga suka gregetan ma anak-anak kecil ini terutama kalo udah umur TK karena mereka sudah punya pemikiran sendiri, memang bener2 dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan tingkat tinggi kok jadi guru dan perlunya kreativitas kita untuk menghadapinya. maksudnya, kdang menghadapi anak dengan tujuan untuk mengoptimalkan perkembangannya itu butuh banyak cara, kalau ndak kita sebagagi guru bisa desperate loh hihi..
ini kelas TK A Pelangi

Dan pada akhirnya saya merubah kata cita-cita menjadi 'mimpi'..karena saya rasa mimpi itu terdengar lebih menyenangkan dan luas. kalo cita-cita, terkesan seperti sesuatu yang 'saklek' (menurut saya)..
saya sdh menemukan passion saya dan saya sdh berpengalaman menjadi seorang guru walaupun hhanya 2 tahun (dan sebenernya itu bukan waktu yg cukup hhe), akhirnya saya menciptakan sebuah mimpi dan ingin mencoba mengejar mimpi ini. jadi saya rasa pengalaman menjadi seorang guru ini menjadi salah satu batu loncatan saya untuk mengejar mimpi saya ini yang terus ingin saya kembangkan (maksudnya tidak hanya ingin sekedar menjadi seorang guru) dan saya kembangkan sesuai bidang kuliah yang saya minati.

Apa mimpi saya? Mimpi saya sekarang adalah menjadi seorang konsultan anak. kenapa? karena menjadi seorang konsultan berarti seperti bekerja dimana saja termasuk bisa di rumah. mengingat saya akan memilih untuk bekerja sebagai ibu rumah tangga yang produktif saja hehhe. mengingat jg saya perempuan dan saya menyadari bahwa saya akan memilih untuk ikut calon suami saya nanti dimanapun dia akan bertugas. kan lumayan kalo bisa membangun sekolah TK di kota tempat saya tinggal dan praktek konsultan atau psikolog anak di rumah.
semoga suami saya kelak bisa mendukung saya secara emosional maupun material untuk mewujudkan mimpi dan passion saya yang satu ini .. amiiin

Bismillah saya bisa mewujudkan mimpi saya...
"Lancarkan dan Bukakanlah jalan hamba jika Engkau menghendakinya, Ya Rabb.."

Minggu, 28 Agustus 2011

Ramadhan yang penuh berkah

Entah kenapa sedih banget rasanya, Ramadhan kali ini akan segera berakhir. jujur saya akan merindukan Ramadhan kali ini. entah kenapa beda banget rasanya daripada Ramadhan sebelumnya. dulu menjalankan Ramadhan hanya karena memang 'kewajiban' tanpa memaknai. (helooo kemana aja boo' belasan tahun? haha). kenapa?
karena banyak banget yang saya pelajari di Ramadhan kali ini,
saya sudah dikasi kesempatan sama Yang Maha Kuasa buat belajar tentang :

...bagaimana harus berdamai dgn masa lalu, bagaimana harus bangkit dari keterpurukan yang saya alami 2 tahun ini, bagaimana harus ngadepin bright future yang menanti (amin), relationship, belajar untuk selalu bersyukur, banyak tahu lagi ttg agama Islam dan isinya, belajar mengendalikan diri dan perasaan, arti teman, arti keluarga, belajar menerima kenyataan, bagaimana untuk bisa tahu arti dan menjadi kuat dan ikhlas, belajar untuk selalu tersenyum dan memilih buat bahagia,yang jelas belajar akan hidup dan realitanya... 

sebenernya terpikir buat mulai untuk memakai jilbab Ramadhan kali ini, tapi masi ada beberapa pertimbangan dan masih merasa 'berat' untuk memulainya. berarti belum yakin yak heheh, memang iya kok belom yakin 100% =) ..kenapa? 'ada deh' hahaha.. mama juga menyarankan untuk tidak terlalu terburu-buru mengambil keputusan (mengingat saya berniat ini juga bru awal puasa bulan Ramadhan ini), masih harus diperbanyak istikhorohnya kata beliau. tetapi bukan ini juga yang jadi pertimbangan utama saya sebenernya.

sering qta tahu dan denger kalimat
"aku percaya tiada yang sia-sia, semua kan ada hikmahnya.."
dulu saya beranggapan kalimat ini terlalu klise didengar dan tidak bisa kupahami dan kumengerti dgn hati. Alhamdulillah finally, saya benar-benar InsyaAllah tahu makna kalimat ini...

Ya Allah, semoga Engkau berkenan mempertemukan saya dengan Ramadhan yang indah tahun depan. dan semoga rasanya seindah dan se-barakah Ramadhan ini. Amin... =)

Subhanallah Alhamdulillah Atagfirullah Wallahuakbar..........................
=) =) =)

Sabtu, 27 Agustus 2011

beyond the blackboard

film ini based on true story dan cuma satu kata buat film ini........

INSPIRATIF bangettt buat saya...

film ini menceritakan tentang perjuangan ketulusan seorang wanita yang direkrut menjadi guru di tempat penampungan, nama wanita ini Stacey Bess dan baru berusia 24 tahun. Stacey memiliki 2 anak dan suami yang sangat sangat mendukung dirinya baik secara emosional, instrumental. awalnya stacey sempat bingung dan putus asa apa yang harus dia lakukan di tempat ini dengan keadaan anak-anak yang juga sangat liar ini serta keadaan situasi yang tidak ada sama sekali fasilitas untuk belajar. ia pun juga tidak berpengalaman mengajar dan tidak tahu harus belajar ke siapa. bisa dikatakan benar2 'buta'.  tapi stacey tidak mau menyerah, ia tetap mau mengajar disana entah bagaimana caranya, ia pun datang ke yayasan tetapi mereka seakan tidak mau tahu dan memang tidak pernah tahu bagaimana keadaan di tempat penampungan tersebut. suaminya selalu menyemangatinya. awal mulanya Stacey mencoba dengan ketulusannya sendiri membenahi sendiri tempat tersebut dengan apapun yang ia punya. tetapi ada beberapa orang yang sadar stacey membutuhkan bantuan dan akhirnya mereka membantu. sejak saat itu stacey seperti menemukan semangat untuk 'membenahi' keadaan kelas mereka baik secara tempat maupun sistem mengajar. pelan-pelan ia bisa mengambil hati satu persatu anak maupun orangtua yang ada di tempat itu. dan akhirnya tidak hanya keadaan kelas yang berubah, sekitar tempat penampungan itupun juga berubah menjadi lebih 'hidup'. seperti adanya kebun dsb. stacey pun juga telah dapat menyadarkan kepedulian orangtua-orangtua murid tentang "perkembangan" anak terutama edukasi. inipun juga berkat bantuan dan semangat sang suami dan anak-anaknya. mereka juga memiliki andil. berkat kepeduliannya, ia meraih penghargaan dan dia akhirnya menjadi pembicara ttg edukasi dan community service.


semoga saya bisa mengambil pelajaran dari cerita ini. di akhir film Stacey yang asli muncul dan memberikan beberapa pernyataan yang terus akan saya INGAT bahwa menjadi seorang pengajar itu tidak emmerlukan keahlian khusus ataupun pengalaman hebat ttg mengajar, hanya butuh satu yaitu : KEPEDULIAN. dan membantu sesama.

semoga saya pun juga memiliki suami semacam suaminya Stacey ini, sangat sangat mendukung istrinya untuk juga 'memaksimalkan' anak-anak ini untuk bersekolah dengan 'baik dan benar' hehehe...karena saya rasa tidak ada dukungan moril atau  apapun dari orang terdekat, ia tidak akan bisa 'sukses' membuat banyak orang menjadi sadar dan peduli ttg hidup.
saya ga akan pernah bosen nonton filem ini...


tonton deh! =D

eksploitasi anak?

apa yang kamu pikirkan tentang kata-kata ini?
kalo aku...serem, miris dan membingungkan...

kenapa saya tiba-tiba kepikiran kata-kata ini? yak karena 2 hari lalu saya baru menemui dan mgkn scara tdk langsung berinteraksi dengan anak-anak ini.  saya ga akan bercerita ttg alasan, latar belakang, dan blabla kenapa eksploitasi bisa terjadi, karena akan sangat panjang dan mbulet buat saya, karena pada akhirnya ujung-ujungnya juga bawa2 pemerintah dan politik (saya agak nda nyaman membahas ttg per-politik-an dalam bentuk apapun hehehe), yang jelas alasan utama (dan sudah banyak diketahui banyak orang) pasti terkait permasalahan ekonomi. saya cuma kepikiran satu kata kalau someday melihat anak-anak seperti ini lagi, "HOW?"

awal mulanya, 2 hari yang lalu ketika saya pulang dari kampus, saya bertemu dengan segerombolan anak-anak yang berjualan koran. sebenrnya bukan pertama kalinya saya bertemu dengan mereka, sudah sekitar 3 kali lebih lah..sepertinya memang kampus ini tempat 'mangkal' mereka buat berjualan koran.

awalnya saya senang bisa sering ketemu mereka apalagi di bulan Ramdhan kayak gini, saya jadi bisa 'berbagi' dengan mereka. kebetulan mereka sering terlihat istirahat duduk-duduk di depan ATM BNI, ntahlah apa maksud mereka bertedug disitu, apa beranggapan sama kayak orang-orang yang minta "uang amal", beranggapan kalo orang yang keluar dari ATM, berarti masi punya uang. oyah, saya sebenernya memang lebih bersimpati sama orang maupun anak kecil yang g cuma mengemis, saya akan lebih menghargai anak kecil maupun orang dewasa yang masih berusaha buat mendapatkan uang, entah itu berjualan koran, jualan kemucing, krupuk dll dsb dst. jadi saya melihat anak-anak kecil ini masih berusaha berjualan koran, yaa apa salahnya kalau kita yang masih mampu berbagi, apalagi bulan Ramadhan yathoo hhe.. tetapi pun kadang saya berpikir dan meragukan orang-orang ini, tpi di bulan Ramdhan ini yasudah lah yah, yang penting niat kita, mencari Ridha Allah SWT apapun kondisi orang yang kita beri (ntah dia mau nipu atau sgala macem)..bener ga si? hhehe..

First Day
pertama kali saya melihat mereka, (mereka ada ber6, mulai dr kira2 umur SMP sampai yang masih umur 5 tahunan). saya kebetulan memang butuh buat ke ATM buat ngecek saldo uang saku bulan an saya di akhir bulan ini yang semakin menipis huhu..yak saya pun memberanikan diri untuk mencoba berinterkasi dengan mereka. saya mencoba buat santai dan bercanda saja dengan ikut bahasa mereka juga (bahasa jawa suroboyo yang mmg rada kasar, kagok loh sayaaa...secara pada dasarnya saya ini ndak suka sama bahasa sby yg kasar), tapi saya rasa rapport (pendekatan) kayak gini lebih efektif deh. yaa sekedar basa basi awal lah nanya ke mereka, asal mereka, tempat tinggal mereka, rumah mereka, kegiatan mereka, yang berbau biodata gitu lah hhe..yaa mereka bilang kalo mereka tinggal bersama nenek mereka, ortu mereka di madura bekerja sebagai tani blabla..mereka memintaku untuk membeli korannya. akhirnya saya membelinya. dari sini saya kepikiran pengen suatu saat mengajak mereka buat makan buka bersama. akhirnya saya menyudahi dan berharap semoga saya dipertemukan lagi dengan anak-anak ini.

Second Day
Yak, beberapa hari setelah 'ngobrol' kemarin, ternyata Allah mempertemukan saya lagi. sebenernya sih beberapa kali ke kampus sebelum hari ini, saya ketemu mereka juga tetapi mereka sedang berjualan dan terpisah satu sama lain. dan saya ketemu mereka lagi di depan ATM, aahh ntahlah kenapa mereka suka sekali nongkrong di sini (akal mereka pintar yah sbnernya hehe). yak saya berpura-pura buat ke ATM, karena memang awalnya saya berniat buat mengajak mereka makan buka bersama, terserah mereka boleh makan apa saja yang mereka mau. seperti biasa, saya mulai nyoba ngobrol dan bertanya dan bcanda.

sampai akhirnya ada perkataan dr salah satu anak yang mulai menghilangkan respek saya ke mereka, " minta uangnya poo mbak, buat beli baju lebaran".. oke mungkin diliat dari sisi positifnya adalah ya udah lah yah mereka ni anak2 kecil yang ga bisa menikmati gimana sih punya baju baru pas lebaran. tetapi yang sy prihatinkan adalah kenapa harus meminta dgn jelas dan gamblang? lagian mereka ini ga sekolah, apa mereka ini ga pernah yah kepikiran pengen beli buku bacaan mbak dll dsb dst, yang jadi pertanyaan di kepala saya adalah mereka ini sudah memang ga mau sekolah karena malas atau memang karena biaya? tapi saya yakin, semuanya pasti menjadikan biaya sebagai faktor utama mrk g lanjut sekolah. ah yasudahlah saya masih bisa berpikir bagusnya,

dan suatu waktu beberapa menit kemudian ada bapak-bapak yang asumsi saya, bapak ini adalah dosen. dia mau ke ATM, setelah keluar dari ATM saya sangat sangat terkejut dan shock mendengar pernyataan bapak ini. beliau mengatakan bahwa anak-anak ini adalah korban eksploitasi orangtuanya. bapak ini tahu dan pernah meilhat bahwa orang tua mereka sedang mengawasi mereka sambil duduk-duduk dam berteduh sembari memegang 2 hape di kanan dan kiri tangannya. orangtuanya tahu kalo anak-anaknya jualan, mahasiswa kasian dan akan memberi mereka uang yang lebih (karena mereka anak kecil). JEDARRR!! tetapi saya merespon pernyataan bapak tadi dengan senyum dan tertawa kecil sambil melihat ke anak-anak ini. bapak ini bercerita dengan sangat tegas, lugas dan mantap dengan nada yang sbenernya dia miris melihat anak-anak ini.

yak mulai muncul konflik dalam diri saya. antara gimana niat awal saya yang 'biarkan lah, hanya buat mencari ridha Allah' dengan 'saya akan merasa bersalah dan berdosa kalau memang bener ini adanya dan saya hanya diam saja atau tidak bersikap'... ntahlah berdosa ga saya ini muncul konflik kayak gini..serius yaahh saya bingung mau bersikap gimana menghadapi anak-anak ini,
banyak pertanyaan di kepala saya akhirnya, "apa alasan anak2 ini sebenarnya menjual koran", "apa bener itu orangtuanya". salah satu dari anak itu mendadak mengkonfirmasikan kepada saya setelah bapak2 itu pergi dengan nada seperti takut ketahuan sebenarnya. dia bilang kalo "ah bapak iku salah ndelok paling mbak, iku paling juraganku. ibuku loh nang meduro". saya masih sibuk dengan pikiran-pikiran saya. tapi saya tetap bercanda dengan mereka dengan (mgkn) tampang bingung mesti gimana..huhu..akhirnya saya membeli korannya dan memberi mereka uang lebih..

YAAKK!! i did it! ya Allah..knapa saya ini? saya tau itu akan menjadi sebuah peng kondisian buat mereka. bukan, saya bukan menyesal karena telah memberi uang kepada mereka. saya menyesal dan kepikiran efek dr pemberian saya itu. saya berjalan pelan-pelan menjauh dari mereka sambil masih berpikir perkataan bapak tadi, dan baru terpikirkan oleh saya, "kenapa dengan mudah sy memberi uang yah? harusnya
 mungkin yang saya lakukan adalah, meng-encourage mereka ttg prkataan bapak tadi kalo bisa minta ketemu langsung sama yang mereka bilang "juragan" tersebut." oohh bener yaahh saya mesti mulai meng internalisasi lagi teori2 dasar psikologi. sebenernya yg terjadi sama mereka , terutama anak kecil (jika ini mmg benar mereka 'korban' eksploitasi ortu mereka), ini hanya sebuah teori conditioning,, yang mana memang anak kecil memang lebih tetrlihat cocok dianalisa make teori behavioral (perilaku yang tampak) drpd pendekatan yg lainnya, rewards and punishment, reinforcement, bandura dll dsb dst. aarrghh ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan buat menerapkan ilmu psikologi dalam kehidupan sehari-hari kita.

oyah ngomong2 soal eksploitasi anak, kadang saya juga berpikir, ini mmg 'akibat suruhan atau paksaan' orang tuanya atau memang sudah menjadi mental anak-anak itu sendiri (karena mgkn cari cara instan yang simple melihat lingkungan sekitarnya yg mungkin juga sesama pengemis atau apapun). yak, apapun itu tetap akarnya adalah keluarga. mereka ini sebenernya cerdik loh, saya baru ingat, cara anak jaman sekarang 'meminta' uang pun ga cuma "berpura2" berjualan koran, tetapi ada juga yang mengatasnamakan niatnya pgn sekolah dan menulisnya dalam amplop dan dibagi2kan ke orang2 sekitar. sungguh dilematis, saya tidak tahu alasan apa sebenrnya mereka melakukan itu (mmg pasti karena ekonomi tapi alasan mendasar dr mereka yg ingin saya tahu)..apakah benar2 mencari uang untuk kebutuhan pokok mereka seperti sekolah, makan dll atau karna mereka ingin mendapat uang saja tanpa sekolah dan menggunakannya untuk kepentingan sendiri dan bersenang-senang sendiri, misal main PS di rental. nah lohhhh...!

dan inilah kadang saya mungkin harus lebih sadar diri lagi dan harus lebih mengendalikan diri lagi, ttg 'kelemahan' saya satu ini : toleransi yang terlalu tinggi dan sangat tidak tegaan. kadang saya berpikir sifat saya satu ini tidak selamanya membawa dampak baik di kehidupan saya dan dampak ke orang lain. contohnya ya kejadian ini.  saya masih berjalan menuju kos sambil berpikir,

"apa yang harus kita lakuin sama anak-anak korban eksploitasi orangtuanya yah?"

saya sangat yakin ini bukan salah anak-anak itu.

apa yang bisa saya lakukan untuk lebih bsia memaksimalkan perkembangan psikologis anak-ank itu Tuhan? 
apa yang bisa saya lakukan untuk menyadarkan orang tua mereka?

sampai menulis blog inipun saya masih merasa bersalah dan kepikiran karena saya belum bisa berbuat apa-apa. jujur kadang saya malas buat terlalu membahas dan terlalu ribet menyalahkan pemerintah dan sejenisnya yang mgkn mmg jadi penyebab kenapa fenomena ini bsa terjadi. kenapa? karena terlalu sibuk menyalahkan pemerintah sama aja kayak kita menyalahkan sesuatu yg hampa dan ga akan ada jalan keluarnya, karena saya berpikir politik dan teman2nya adalah omong kosong. drpd sibuk mengomentari dan menyalahkan pemerintah, kenapa ga dari diri kita masing-masing buat mulai 'berbuat' dan menolong mereka. kita bisa kok! Saya pun yakin saya akan bisa menemukan caranya, insyaAllah. Doakan saya yah teman hahaha...bismillah..