Minggu, 11 September 2011

hurt

saya ini tipe perempuan yang punya moodswing yang mendadak senang dan mendadak mellow..
saya pun sedang berusaha mengatasi bagaimana mengendalikannya..
apa yang saya rasakan sekarang?
sangat mellow...........

saya berpikir, ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa kita jelaskan dengan akal dan logika, termasuk cinta.
jangan tanya saya, apa sih cinta itu..karena saya memang tidak pernah bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata eksplisit yang jelas. saya cuma bisa merasakannya. yang saya tahu cinta itu adalah ke-rela-an. kerelaan seseorang untuk berkorban, kerelaan seseorang untuk menjalani hidup dgn pasangan dengan KOMITMEN, kerelaan seseorang untuk bisa membuat bahagia pasangannya, kerelaan seseorang untuk mau jalan bersama-sama, bahkan kerelaan kita untuk bisa merelakannya bahagia tanpa kita, serta kerelaan kita untuk melepasnya tanpa adanya sakit hati. jujur, masih susah buat saya untuk bisa merasakan yang terakhir saya sebutkan.

tanpa sakit hati...
kenapa sakit hati bisa terjadi? apakah sakit hati terjadi karena perasaan kita sendiri?karena harapan kita sendiri?
tapi bukankah manusia memang hidup dengan harapan? jadi apakah salah jika kita berharap?
saya belum bisa menemukan makna dari kata-kata, lakukan sesuatu dengan ikhlas tanpa berharap apapun dari pasangan ketika kita sedang menjalani sebuah relationship.

dan jawaban akan selalu sama :
WAKTU...

dan saya memang sedang menikmati sakit hati ini sambil menunggu waktu yang sedang menyadarkanku untuk benar-benar bisa merelakannya dengan senyuman.

Minggu, 04 September 2011

dilema untuk anak-anak yang ada di 'jalan' sekarang

Yak,terkait dengan pendapat saya ttg eksploitasi anak..saya hari ini kebetulan menonton acara "John Pantau" yang siarannya ttg anak-anak gitu deh. John ini seperti jadi lebih memantapkan kebenaran saya (nah bener tooo selama ini dilema saya hhe) ttg anak-anak kecil yang skrg banyak kita jumpai (terutama di kota besar) yang terlihat sudah mulai menikmati bekerja entah itu mereka berjualan koran atau apapun, jadi kernet bis, bahkan jadi pengamen yang nampaknya sudah sangat niat (ngamen dgn menggunakan alat musik sungguhan dan lumayan lengkap, misal : cello, ketipung) bahkan yang terparah pun jadi pengemis yang malah keliatan ndak ada usahanya, dll. Menurut saya, menjadi pengemis itu juga sudah merupakan sebuah pekerjaan (bagi mereka) karena mereka mendapatkan uang secara tetap tiap harinya. Dari sekian anak kecil yang 'kena' John kebanyakan dari mereka memilih untuk bekerja dan tidak sekolah karena beberapa alasan salah satunya
MALAS SEKOLAH dan LEBIH ENAK DAPAT UANG ...

jadi bukan benar-benar karena biaya atau tidak mampu sekolah (faktor eksternal), tetapi karena faktor dari dalam diri mereka sendiri yaitu salah satunya faktor motivasi dalam diri mereka yang sangat minim. Dari wawancara singkat John ini, alasan mereka bekerja adalah karena mereka menganggap enak dan mudah melakukan pekerjaan yang tidak menggunakan keahlian khusus dan mudah mendapatkan uangnya a.k.a jalur cepat a.k.a instant mendapatkannya.

lepas dari acara John Pantau, menurut saya ada juga beberapa anak kecil yang bekerja (melakukan pekerjaan) hanyalah untuk sebagai kedok, mereka mungkin mengetahui bahwa orang dewasa akan kasihan dengan anak-anak yang bekerja dan akan memberikan uang lebih untuk 'sangu'. memang si orang kan akan berpikir, yang penting kan sudah usaha, ga cuma ngemis. tetapi..tetep ajaa, pada dasarnya mereka itu mengemis tetapi lebih 'halus' dan implisit. seperti misal : penjual koran. mereka memnag bekerja dan menjajakan korannya tetapi sebenernya di balik semua itu mereka "sangat berharap" tidak cuma dapat uang dari jualan koran saja. yaa inilah akhirnya yang membuat mereka jadi malas. seperti yang saya ceritakan di tulisan saya ttg eksploitasi anak, ada anak kecil berjualan koran yang dgn terang-terangan minta uang lebih buat beli celana. nah kan....
menurut saya, kembali lagi akar dari semua ini tetap keluarga atau orang tua yang ikut andil. entah itu orang tua yang memang permisif (ga peduli) atau malah ortu mereka yang mempekerjakan mereka (berarti ada usaha meng eksploitasi anaknya sendiri).

saya jadi berpikir, apa mungkin yah mereka melakukan semua ini karena mereka memiliki turunan mindset dari orangtua mereka bahwa kondisi mereka ya gitu gitu aja. jadi buat apa sekolah, enakan juga kerja dapet duwit dan bisa menggunakan uang tersebut semau mereka.

hemm dan akhirnya memang benar kan di jaman sekarang ini apalagi di kota besar, kita mgkn sebagai orang yang berkecukupan jadi dilematis bersikap terhadap mereka (baik anak yg bekerja maupun pengemis). saya sering mengalaminya, mungkin banyak dari kita (kalo kita sadar)mengalaminya, bingung harus gimana ke mereka. dikasih itu kok nyatanya banyak anak sekarang yang mmg malas sekolah, tetapi ga dikasih kasihan. karena kita nggak tau kan anak ini butuh uangnya untuk apa sebenernya dan apakah anak ini hasil eksploitasi anak atau bukan. memang sih banyak yang bilang, yang penting niatnya, ttapi kadang pun jika kita lihat sendiri dgn mata kita sendiri alasan mereka untuk mendapatkan uang, banyak kemungkinan 'niat' kita pun akhirnya jadi diragukan oleh kita sendiri. dan pastinya jika kita sadar dan peduli, kita pasti merasa miris dan merasa bersalah (bahasa jawanya : getun) karena memberikan mereka uang, bukan uangnya tetapi akibatnya di mereka. saya pernah mengalami, memberikan anak-anak kecil itu uang ketika di parkiran mall di sby, dan sepulang jalan-jalan dari Mall yang saya dapatkan adalah ternyata mereka bermain PS dan mungkin uang yang dikumpulkannya dari orang-orang tersebut yang dipakai untuk membayar rental PS tersebut. nah kaann...

memberikan uang (secara cuma-cuma utamanya) kepada mereka membuat mereka belajar bahwa mrk tidak memerlukan usaha yang berlebih untuk mendapatkan uang (ada pengkondisian). kalaupun kita ingin berbagi rejeki, gak hanya uang kok yang bisa kita berikan. kita bisa aja memberikan mereka makanan atau jajanan atau apapun selain uang. kadang yaa gregetan yah ngeliat kelakuan mereka, dan kadang akhirnya berpikir "mending uangnya dikasi ke panti asuhan yang memang jelas dimanage dan digunakan untuk kebutuhan mereka". sebenrnya saya tidak menggenaralisasikan ke semua anak, tetapi mungkin kita bisa lebih selektif. gimana caranya?emm mungkin bisa dengan mencoba untuk sedikit berinteraksi ke  mereka misalnya,kalo kadang menemui mereka, lumayan lah sambil nunggu detik-an lampu merah yang skrg di kota besar jumlah detik-annya bisa sampe ratusan haha..


saya memang tipe orang yang sangat "dramatis" hahah, yaah punya toleransi dan tingkat kasihan yang berlebihan. dimana-mana yang namanya berlebihan memang ga baek yah hhe..dan pada akhirnya saya pun ingin merubah mindset saya dan untuk mengendalikan rasa kasihan saya yang berlebihan terutama menghadapi anak-anak ini, yaitu:
gimana cara membuat mereka menjadi lebih termotivasi untuk sekolah lagi dan akhirnya mereka tidak bergantung pada rasa belas kasihan orang, mengingat mereka masih usia-usia produktif untuk sekolah. ingat yang melakukan ini adalah anak-anak kecil yang MASIH sangat produktif dan punya tugas perkembangan yang masih panjang dan jalan yang panjang ke depannya.
serius, saya jadi ingin meneliti anak-anak jalanan ini baik yang kerja maupun tidak, tetapi lebih penasaran dengan yang bekerja. alasan mereka, cara pandang ttg hidup, dan banyak lagi. syukur syukur kalo saya bisa mengintervensinya..insyaAllah..hehehe amiinn...
ayok yuk, yang baca ini mulai juga memikirkan gimana harus bersikap dengan mereka anak-anak kecil ini..hhehe, ada ide? kondisi mereka juga bergantung ma sikap kita ke mereka loh =)
(beda hal jika yang bekerja itu orang dewasa atau beda pula jika kita melihatnya di daerah-daerah pedalaman yah, saya hanya membicarakan keadaan 'golongan' mereka yang ada di kota besar) tapi kadang orang dewasa juga ga bisa dibenarkan sih, misal ada ibu-ibu masih sangat sehat mengemis. nah, jaman sekarang pembantu loh susah dicari, kenapa mereka g mencoba bekerja kayak gitu aja. pasti mereka juga ingin cara instan dan tidak capek..hhehe

Sabtu, 03 September 2011

perjalanan cita-cita saya

Saya masih inget waktu kecil dulu kalo ada pertanyaan tentang cita-cita saya, jawaban saya adalah.............

"aku pengen jadi peragawati atau penyanyi".

hahahahah...astagfirullah, masa kecil yang polos nan endel nian trnyata..x_X ..saya masih ingat loh, album kenangan SD saya tercantum cita-cita saya itu dan dengan foto yang posenya gaya potomodel jambi (jaman biyen) banget hahahah serius nggak banget kadang ngeliatnya..
dan seiring bertambahnya umur saya, saya pun mengubah cita-cita saya, yaitu jadi...

Pramugari!

haha, ga jauh-jauh juga bukan dari 'wanita' yang kesan karakternya centil dan doyan dandan..entah alasan apa yang membuat saya berpikiran ingin sekali jadi peragawati, penyanyi, ataupun pramugari. namanya anak kecil, mungkin saya modelling dari sekitar saya, tapi siapa yaah..hahhaha, mungkin dari keluarga ibu saya yang memang banyak yg suka dandan dan kebetulan atau gimana memang darah seninya mengalir sangat deras, mengingat bude yang sinden, tante-tante yang kebanyakan penyanyi, sepupu-sepupu yang lebih tua jauh dari saya penyanyi dan pianis pula. kalau pramugari saya ingat, itu saran dari tante-tante saya dan bisa meyakinkan saya dengan melihat penampilan saya yang menurut mereka pas (saya ingat dl saya mulai kelas 6 SD sdh terlihat paling tinggi di antara sebaya, atau mgkn juga terlihat lebih tinggi dari standar norma usia saya jaman mereka dl kali yah haha)..

dan semakin bertambah umur pula, berubah lagi apa yang saya cita-citakan, ketika saya SMP hingga SMA, saya terpikir ingin jadi seperti mama. mama adalah pegawai BUMN yang ketika itu berposisi sebagai sekertaris dirut. saya ingin jadi seperti beliau karena enak, hahaha.. selain itu sebenernya sih saya ini termasuk perempuan dgn ego yg sgt tinggi skali waktu remaja, kerjaan seperti mama terlihat eksklusif sekali. dan kerjaan mama waktu itu terlihat  menyenangkan, bisa bertemu dengan artis+orang-orang penting dari yg lokal hingga pejabat di Indonesia, kebetulan kantornya juga sering mengadakan acara-acara meriah waktu itu.. maklumlah remaja, masih operasional konkrit pikirannya yah hhe, dan masi ngeliat sisi menyenangkan saja hehehhe..

Dan seiring jalannya waktu pula, terutama semenjak kuliah..saya mulai menemukan passion saya dan menemukan dunia baru yaitu dunia anak-anak. awalnya saya hanya ingin mendaftar biasa di PAUD Anak Ceria, hanya ingin agar saya ini terlihat agak aktif di kampus dengan mencoba ikut salah satu magang di kampus haha, tpi memang kliatannya saya liat sepertinya menyenangkan bermain-main sama anak kecil. akhirnya 2 tahun saya belajar menjadi seorang GURU (setaun menjadi guru playgroup dan setaun lagi menjadi guru TK)... bertolak belakang sekali karakter profesi dari masa kecil saya dl yah hehehe...nggak pernah terpikirkan sama sekali di otak saya dari kecil sampe umuur remaja buat menjadi seorang guru. malahan saya pernah merasa 'ogah' jadi guru karena nampaknya biasa saja dan tidak ada yang istimewa (nda eksklusif). ternyata engingeng...hehehe  senjata makan tuan, saya termakan omongan sendiri. saya sangat sangat salah menduga sekali. benar-benar ga menyangka akan mengalami menjadi guru. dan ternyata saya sangaaatt menikamtinya, banget..

yah kok miring hhehe

dan di luar dugaan saya..
menjadi seorang guru merupakan suatu  hal yang sangat membanggakan dan mengharukan kalo kita menikmatinya. apalagi kalau pas farewell sekolah sama murid-murid yang akan pindah sekolah. ketika mereka menyanyikan lagu buat kita, serius...merinding dan nangis saya.. entah kenapa tapi saya sangaaatt merasa bangga dan terharu. ternyata guru memang benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa, kita bakal dan merasa harus mendidik mereka seoptimal mungkin kalo nda, akan merasa bersalah buat saya apalagi mereka masih TK, karena perkembangan anak usia2 ini sangat mempengaruhi perkembangan usia selanjutnya. kita selalu ingin anak didik kita berkembang dengan optimal dan menjadi sukses dewasa nanti. (Serius saya merasakannya). melihat tertawanya mereka berasa seperti lupa sama semua hal yang kita rasain terutama sedih. saya pun sering bertanya2 "gimana yah mereka besar nanti" dan merasa seperti ingin bertemu dengan mereka lagi suatu saat. menjadi guru seperti belajar ttg hidup dan menjadi guru ternyata lebih dari sekedar profesi dgn karakter yang "sangat eksklusif".
yaa tapi ada suka, ada duka juga lah..kadang juga suka gregetan ma anak-anak kecil ini terutama kalo udah umur TK karena mereka sudah punya pemikiran sendiri, memang bener2 dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan tingkat tinggi kok jadi guru dan perlunya kreativitas kita untuk menghadapinya. maksudnya, kdang menghadapi anak dengan tujuan untuk mengoptimalkan perkembangannya itu butuh banyak cara, kalau ndak kita sebagagi guru bisa desperate loh hihi..
ini kelas TK A Pelangi

Dan pada akhirnya saya merubah kata cita-cita menjadi 'mimpi'..karena saya rasa mimpi itu terdengar lebih menyenangkan dan luas. kalo cita-cita, terkesan seperti sesuatu yang 'saklek' (menurut saya)..
saya sdh menemukan passion saya dan saya sdh berpengalaman menjadi seorang guru walaupun hhanya 2 tahun (dan sebenernya itu bukan waktu yg cukup hhe), akhirnya saya menciptakan sebuah mimpi dan ingin mencoba mengejar mimpi ini. jadi saya rasa pengalaman menjadi seorang guru ini menjadi salah satu batu loncatan saya untuk mengejar mimpi saya ini yang terus ingin saya kembangkan (maksudnya tidak hanya ingin sekedar menjadi seorang guru) dan saya kembangkan sesuai bidang kuliah yang saya minati.

Apa mimpi saya? Mimpi saya sekarang adalah menjadi seorang konsultan anak. kenapa? karena menjadi seorang konsultan berarti seperti bekerja dimana saja termasuk bisa di rumah. mengingat saya akan memilih untuk bekerja sebagai ibu rumah tangga yang produktif saja hehhe. mengingat jg saya perempuan dan saya menyadari bahwa saya akan memilih untuk ikut calon suami saya nanti dimanapun dia akan bertugas. kan lumayan kalo bisa membangun sekolah TK di kota tempat saya tinggal dan praktek konsultan atau psikolog anak di rumah.
semoga suami saya kelak bisa mendukung saya secara emosional maupun material untuk mewujudkan mimpi dan passion saya yang satu ini .. amiiin

Bismillah saya bisa mewujudkan mimpi saya...
"Lancarkan dan Bukakanlah jalan hamba jika Engkau menghendakinya, Ya Rabb.."