Minggu, 04 September 2011

dilema untuk anak-anak yang ada di 'jalan' sekarang

Yak,terkait dengan pendapat saya ttg eksploitasi anak..saya hari ini kebetulan menonton acara "John Pantau" yang siarannya ttg anak-anak gitu deh. John ini seperti jadi lebih memantapkan kebenaran saya (nah bener tooo selama ini dilema saya hhe) ttg anak-anak kecil yang skrg banyak kita jumpai (terutama di kota besar) yang terlihat sudah mulai menikmati bekerja entah itu mereka berjualan koran atau apapun, jadi kernet bis, bahkan jadi pengamen yang nampaknya sudah sangat niat (ngamen dgn menggunakan alat musik sungguhan dan lumayan lengkap, misal : cello, ketipung) bahkan yang terparah pun jadi pengemis yang malah keliatan ndak ada usahanya, dll. Menurut saya, menjadi pengemis itu juga sudah merupakan sebuah pekerjaan (bagi mereka) karena mereka mendapatkan uang secara tetap tiap harinya. Dari sekian anak kecil yang 'kena' John kebanyakan dari mereka memilih untuk bekerja dan tidak sekolah karena beberapa alasan salah satunya
MALAS SEKOLAH dan LEBIH ENAK DAPAT UANG ...

jadi bukan benar-benar karena biaya atau tidak mampu sekolah (faktor eksternal), tetapi karena faktor dari dalam diri mereka sendiri yaitu salah satunya faktor motivasi dalam diri mereka yang sangat minim. Dari wawancara singkat John ini, alasan mereka bekerja adalah karena mereka menganggap enak dan mudah melakukan pekerjaan yang tidak menggunakan keahlian khusus dan mudah mendapatkan uangnya a.k.a jalur cepat a.k.a instant mendapatkannya.

lepas dari acara John Pantau, menurut saya ada juga beberapa anak kecil yang bekerja (melakukan pekerjaan) hanyalah untuk sebagai kedok, mereka mungkin mengetahui bahwa orang dewasa akan kasihan dengan anak-anak yang bekerja dan akan memberikan uang lebih untuk 'sangu'. memang si orang kan akan berpikir, yang penting kan sudah usaha, ga cuma ngemis. tetapi..tetep ajaa, pada dasarnya mereka itu mengemis tetapi lebih 'halus' dan implisit. seperti misal : penjual koran. mereka memnag bekerja dan menjajakan korannya tetapi sebenernya di balik semua itu mereka "sangat berharap" tidak cuma dapat uang dari jualan koran saja. yaa inilah akhirnya yang membuat mereka jadi malas. seperti yang saya ceritakan di tulisan saya ttg eksploitasi anak, ada anak kecil berjualan koran yang dgn terang-terangan minta uang lebih buat beli celana. nah kan....
menurut saya, kembali lagi akar dari semua ini tetap keluarga atau orang tua yang ikut andil. entah itu orang tua yang memang permisif (ga peduli) atau malah ortu mereka yang mempekerjakan mereka (berarti ada usaha meng eksploitasi anaknya sendiri).

saya jadi berpikir, apa mungkin yah mereka melakukan semua ini karena mereka memiliki turunan mindset dari orangtua mereka bahwa kondisi mereka ya gitu gitu aja. jadi buat apa sekolah, enakan juga kerja dapet duwit dan bisa menggunakan uang tersebut semau mereka.

hemm dan akhirnya memang benar kan di jaman sekarang ini apalagi di kota besar, kita mgkn sebagai orang yang berkecukupan jadi dilematis bersikap terhadap mereka (baik anak yg bekerja maupun pengemis). saya sering mengalaminya, mungkin banyak dari kita (kalo kita sadar)mengalaminya, bingung harus gimana ke mereka. dikasih itu kok nyatanya banyak anak sekarang yang mmg malas sekolah, tetapi ga dikasih kasihan. karena kita nggak tau kan anak ini butuh uangnya untuk apa sebenernya dan apakah anak ini hasil eksploitasi anak atau bukan. memang sih banyak yang bilang, yang penting niatnya, ttapi kadang pun jika kita lihat sendiri dgn mata kita sendiri alasan mereka untuk mendapatkan uang, banyak kemungkinan 'niat' kita pun akhirnya jadi diragukan oleh kita sendiri. dan pastinya jika kita sadar dan peduli, kita pasti merasa miris dan merasa bersalah (bahasa jawanya : getun) karena memberikan mereka uang, bukan uangnya tetapi akibatnya di mereka. saya pernah mengalami, memberikan anak-anak kecil itu uang ketika di parkiran mall di sby, dan sepulang jalan-jalan dari Mall yang saya dapatkan adalah ternyata mereka bermain PS dan mungkin uang yang dikumpulkannya dari orang-orang tersebut yang dipakai untuk membayar rental PS tersebut. nah kaann...

memberikan uang (secara cuma-cuma utamanya) kepada mereka membuat mereka belajar bahwa mrk tidak memerlukan usaha yang berlebih untuk mendapatkan uang (ada pengkondisian). kalaupun kita ingin berbagi rejeki, gak hanya uang kok yang bisa kita berikan. kita bisa aja memberikan mereka makanan atau jajanan atau apapun selain uang. kadang yaa gregetan yah ngeliat kelakuan mereka, dan kadang akhirnya berpikir "mending uangnya dikasi ke panti asuhan yang memang jelas dimanage dan digunakan untuk kebutuhan mereka". sebenrnya saya tidak menggenaralisasikan ke semua anak, tetapi mungkin kita bisa lebih selektif. gimana caranya?emm mungkin bisa dengan mencoba untuk sedikit berinteraksi ke  mereka misalnya,kalo kadang menemui mereka, lumayan lah sambil nunggu detik-an lampu merah yang skrg di kota besar jumlah detik-annya bisa sampe ratusan haha..


saya memang tipe orang yang sangat "dramatis" hahah, yaah punya toleransi dan tingkat kasihan yang berlebihan. dimana-mana yang namanya berlebihan memang ga baek yah hhe..dan pada akhirnya saya pun ingin merubah mindset saya dan untuk mengendalikan rasa kasihan saya yang berlebihan terutama menghadapi anak-anak ini, yaitu:
gimana cara membuat mereka menjadi lebih termotivasi untuk sekolah lagi dan akhirnya mereka tidak bergantung pada rasa belas kasihan orang, mengingat mereka masih usia-usia produktif untuk sekolah. ingat yang melakukan ini adalah anak-anak kecil yang MASIH sangat produktif dan punya tugas perkembangan yang masih panjang dan jalan yang panjang ke depannya.
serius, saya jadi ingin meneliti anak-anak jalanan ini baik yang kerja maupun tidak, tetapi lebih penasaran dengan yang bekerja. alasan mereka, cara pandang ttg hidup, dan banyak lagi. syukur syukur kalo saya bisa mengintervensinya..insyaAllah..hehehe amiinn...
ayok yuk, yang baca ini mulai juga memikirkan gimana harus bersikap dengan mereka anak-anak kecil ini..hhehe, ada ide? kondisi mereka juga bergantung ma sikap kita ke mereka loh =)
(beda hal jika yang bekerja itu orang dewasa atau beda pula jika kita melihatnya di daerah-daerah pedalaman yah, saya hanya membicarakan keadaan 'golongan' mereka yang ada di kota besar) tapi kadang orang dewasa juga ga bisa dibenarkan sih, misal ada ibu-ibu masih sangat sehat mengemis. nah, jaman sekarang pembantu loh susah dicari, kenapa mereka g mencoba bekerja kayak gitu aja. pasti mereka juga ingin cara instan dan tidak capek..hhehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar